Industri pariwisata China yang sebelumnya terpukul kini mulai pulih secara perlahan pasca dilanda krisis akibat pandemi virus corona (Covid 19). Menurut Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata negara itu, liburan selama lima hari di China, yang dimulai pada 1 Mei lalu tersebut menghasilkan pendapatan pariwisata sebesar 47,56 miliar Yuan atau setara 6,7 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Karena jumlah kunjungan turun lebih dari 40 persen dari perolehan sebanyak 195 juta selama liburan Hari Buruh pada periode yang sama di tahun lalu.
Pendapatan dari sektor ini juga masih anjlok mencapai lebih dari 59 persen. Perlu diketahui, China memang tengah berusaha menggenjot kembali sektor pariwisatanya setelah diberlakukannya pembatasan perjalanan di negara itu untuk mencegah penyebaran corona. Saat ini, kasus corona di negara itu pun mulai berkurang.
Sebelumnya, ketika wabah ini mulai menyebar secara cepat ke seluruh wilayahnya, negara yang terletak di kawasan Asia Timur itu harus membatalkan perayaan Tahun Baru Imlek dan menutup banyak lokasi wisata. Festival tersebut, yang menjadi salah satu momen liburan terpanjang di negara ini, biasanya menjadi salah satu periode tersibuk untuk sektor pariwisata lokal. Namun pandemi corona muncul pada momen yang sangat buruk.
Dikutip dari laman Russia Today, Kamis (7/5/2020), musim liburan pada Mei ini pun memunculkan harapan bahwa sektor yang bermasalah itu diharapkan bisa kembali pulih perlahan. Dalam tiga hari pertama festival liburan Hari Buruh, 124 lokasi wisata utama di Beijing telah menerima hampir 1,9 juta pengunjung. Lonjakannya mencapai 58,5 persen jika dibandingkan dengan liburan Festival Qingming yang digelar selama 3 hari pada awal April lalu.
Menurut operator wisata populer China Trip.com, pemesanan yang dilakukan pada 29 April lalu untuk transportasi udara maupun darat seperti kereta api dan mobil sewa selama liburan itu mencapai 130 persen lebih tinggi dari seluruh pemesanan untuk pekan sebelumnya. Seperti yang disampaikan Ketua Asosiasi perusahaan travel setempat, James Jianzhang Liang. "Kita dapat melihat bahwa kepercayaan semua orang secara bertahap mulai pulih," kata Liang.