Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo akan menyiapkan setidaknya Rp 1,4 triliun untukbantuan masyarakat di tengah pandemi covid 19 atau virus corona. Dilansir , dana Rp 1,4 triliun akan dipersiapkan guna menyikapi terdampaknya perekonomian masyarakat di Jateng oleh pandemi corona. Dana tersebut nantinya diperuntukkan sebagai jaring pengaman sosial dan ekonomi.
Ganjar mengungkapkan bantuan ini memiliki dua mekanisme, yakni yang bersifat langsung dikonsumsi seperti sembako, dan yang bersifat pemberdayaan masyarakat. Menurut Ganjar, Pemprov Jateng bantuan langsung tunai akan diberikan untuk 1,8 juta orang yang belum masuk data masyarakat miskin. Mereka adalah warga yang belum mendapat bantuan program keluarga harapan (PKH), Kartu Indonesia Sehat (KIS), dan kelompok risiko rentan.
Ganjar menyebut, dana diberikan untuk tiga bulan guna membantu kelangsungan hidup warga selama pandemi corona. “Kita sedang menyiapkan seluruh skenario yang ada di Jawa Tengah terus kita minta untuk membicarakan secara detail dan kita sudah punya rancangannya,” ujar Ganjar seusai menggelar rapat terbatas di Rumah Dinas Puri Gedeh, Minggu (29/3/2020). Target Ganjar keputusan ini bisa disahkan DPRD Jateng dalam pekan ini.
“Setelah kita kalkulasi rinci, (anggaran Pandemic Respon) kita butuh Rp 1,4 triliun minimal dan itu harus ada. Tidak boleh turun dari itu,” ungkap Ganjar. Ganjar menyebut Rp 1,4 triliun dari Pemprov Jateng masih bisa bertambah dengan cadangan anggaran dari APBD kabupaten/kota. Ganjar mengungkapkan potensi penggeseran anggaran di kabupaten/kota untuk pandemic respon ini sangat besar, satu di antaranya yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK).
“Cukup besar anggaran yang dimiliki mereka (kabupaten dan kota). Kita akan memberikan petunjuk, di tempatmu ada dana sekian, DAK sekian dan boleh digeser ke sana. Segera lakukan,” terangnya. Sementara itu selain dua sumber anggaran tersebut, Ganjar menyebut potensi masih bisa digerakkan di kekuatan kelompok masyarakat, perusahaan sampai para filantropis. Sumber dana tersebut bisa digunakan sebagai jaring pengaman pada masyarakat yang tidak masuk dalam pendataan pemerintah.
“Kelompok yang perlu kita perhatikan yakni perempuan kepala keluarga, kelompok rentan, termasuk mereka yang kehilangan pekerjaan, yang terlanjur tiba Jawa Tengah yang kemarin bekerja di luar kota,” kata Ganjar. Selain itu, Ganjar juga mengungkapkan dana desa bisa dioptimalkan. Jika seluruh potensi tersebut bisa bergerak serentak, Ganjar berharap mampu menekan persebaran penularan Covid 19 di Jawa Tengah.
“Target, minggu depan. Maka kita akan laporkan ke DPRD dulu. Lebih cepat itu menjadi penting, percepatan menjadi penting agar kita bisa kembali bekerja seperti sedia kala,” ungkap Ganjar. Sementara itu, Jateng menjadi wilayah terbanyak ke 5 di Indonesia dengan kasus positif corona. Data yang dihimpun dari covid19.go.id hingga Minggu (29/3/2020) menunjukkan sudah ada 63 kasus positif corona di Jateng.
Sementara itu, sudah ada 7 pasien yang meninggal dunia. Sedangkan secara nasional, sudah ada 1.285 kasus positif corona di Indonesia. Dari jumlah tersebut sudah ada 64 sembuh dan 114 orang meninggal dunia.