Korea Utara (Korut) sebelumnya telah menolak kemungkinan untuk memulai kembali perundingan dengan Amerika Serikat (AS) dan menuduh negara itu memilih kebijakan 'bermusuhan'. Bahkan Korut menuding AS mengabaikan perjanjian yang telah dibuat pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) sebelumnya. Dikutip dari laman Sputnik News, Selasa (7/7/2020), Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) melaporkan, pemerintah Korut menyampaikan pada hari Senin kemarin bahwa negara yang dipimpin Kim Jong Un itu tidak berniat untuk mengadakan negosiasi dengan AS.
Menurut pernyataan yang dibuat oleh Wakil Menteri pertama Luar Negeri Korut, Choe Son Hui, negara tersebut terkejut dengan saran bahwa perundingan dapat diadakan dalam kondisi saat ini. Pemerintah AS, kata dia, menganggap bahwa dialog dengan Korut bisa dijadikan sebagai alat untuk bergulat dengan krisis politik internalnya sebelum masa pemilihan Presiden AS. Harapan untuk dilangsungkannya KTT sebelum pemilihan AS ini sebenarnya telah diungkapkan oleh Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae in.
Sementara itu, Perwakilan Khusus AS untuk Korut Stephen Biegun juga dijadwalkan akan mengunjungi Korsel pada 7 hingga 9 Juli ini. Sebelumnya, hubungan antara AS dan Korut telah memburuk sejak terjadinya kegagalan kesepakatan dalam KTT yang diadakan di Hanoi, Vietnam pada Februari 2019. Pertemuan itu dilakukan untuk membahas terkait kemajuan dalam denuklirisasi Semenanjung Korea dan pencabutan sanksi terhadap Korut.
Namun akhirnya KTT hanya berlangsung singkat dan berakhir tanpa kesepakatan, hal itu karena terjadi perbedaan pendapat terkait jangka waktu dalam pemberian sanksi. Pembicaraan terkait denuklirisasi ini pun akhirnya terhenti sejak saat itu.