Di tengah isu sedang sakit bahkan koma, pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un tampak mengadakan rapat membahas penangahan virus corona dan topan. Kim tampak sehat saat memimpin jalannya rapat pemerintahan tersebut. Selama pertemuan Politbiro partai pekerja yang berkuasa, Kim mengingatkan, agar para bawahannya untuk bersiap dan memastikan tidak ada "kekurangan" dalam kampanye anti virus Covid 19, menurut kantor berita Korea Central News Agency (KCNA), seperti dilansir AP, Rabu (26/8/2020).
Kim juga menyerukan persiapan menyeluruh untuk meminimalkan kerusakan akibat Topan Bavi, yang biasanya datang berminggu minggu setelah hujan deras yang menyebabkan banjir dan kerusakan besar pada rumah dan tanaman. "Benar benar cegah korban akibat topan dan meminimalkan kerusakan tanaman adalah pekerjaan penting yang tidak pernah dapat diabaikan," KCNA mengutip pernyataan Kim. Sejauh ini Korea Utara belum melaporkan kasus yang terkonfirmasi virus corona.
Sebelumnya pada 26 Juli, Korea Utara telah menyatakan keadaan darurat dan menutup kota perbatasan Kaesong. Kim Jong Un pun menyatakan, "Virus ganas dapat dikatakan telah memasuki negara itu." Pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un disebut sedang dalam kondisi koma setelah pekan lalu menyerahkan sebagian kekuasaannya kepada adik perempuannya, Kim Yo jong.
Hal itu disampaikan Chang Song min, mantan ajudan mendiang presiden Korea Selatan Kim Dae jung, kepada media Korsel, seperti dilansir New York Post, Senin (24/8/2020). Dia berspekulasi Kim Yo Jong, siap untuk mengambil kendali Korea Utara. Chang menyatakan, Kim sedang koma, "tetapi hidupnya belum berakhir."
"Struktur suksesi lengkap belum terbentuk, sehingga Kim Yo jong didorong ke depan, karena kevakuman kepemimpinan tidak dapat dipertahankan untuk jangka waktu yang lama." Klaim Chang datang hanya beberapa hari setelah agen intelijen Korea Selatan mengatakan pemimpin Utara yang berusia 36 tahun telah mendelegasikan sebagian dari otoritasnya kepada ajudan dekatnya, termasuk adik perempuannya, Yonhap News Agency melaporkan. Dalam pertemuan pribadi dengan anggota parlemen pekan lalu, Dinas Intelijen Nasional Korea Selatan mengatakan bahwa "Kim Yo jong, mengarahkan urusan negara secara keseluruhan," meskipun Kim saudaranya masih teta menjadi "otoritas mutlak."
Namun, keraguan tetap ada mengenai kebenaran klaim diplomat Korea Selatan itu. Juga bukan pertama kalinya Kim absen berkepanjangan dari sorotan publik dan telah memicu spekulasi tentang kondisi kesehatannya. Pada bulan April lalu, laporan beredar bahwa pemimpin Korea Utara itu telah menjalani operasi jantung setelah ia tidak terlihat di depan umum selama hampir tiga minggu. Pemerintah Korea Utara tidak pernah menjelaskan ketidakhadiran Kim, termasuk mengapa ia melewatkan peringatan ulang tahun ke 108 almarhum kakeknya, pendiri Korea Utara Kim Il Sung.
Namun kemudian terbantahkan dengan kehadiran Kim di sebuah pabrik pupuk dekat Pyongyang.(AP/Reuters/BBC/Yonhap)