Ambil Inisiatif Cepat Haris Azhar Kritik Jokowi hingga Prabowo soal Corona tapi Puji Erick Thohir

Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), Haris Azhar mengkritik sejumlah kementerian terkait masalah Virus Corona. Sedangkan, Virus Corona bisa menjadi kesempatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan jajarannya menunjukkan kemampuannya. Hal itu diungkapkan Haris Azhar dalam video acara Indonesia Lawyers Club yang kembali ditayangkan pada program '1 Hari, 1000 pesan' pada Sabtu (2/5/2020).

Menurut Haris Azhar, untuk menangani warga terdampak Virus Corona tidak cukup hanya memberikan keringanan keringanan pajak. Melainkan pemerintah juga harus memberikan jaminan pada rakyat terdampak Virus Corona. "Orang yang terkena dampak bukan hanya dapat relaksasi pajak, bukan hanya dapat bantuan bantuan keringanan, bukan enggak boleh didatangin debt collecto r saja," kata Haris.

"Tetapi orang yang besok mau makannya masih bingung, harus diputuskan distribusinya bagaimana?" imbuhnya. Menurutnya, yang bisa melakukan kebijakan terkait masalah tersebut adalah presiden. Masalah Virus Corona bisa menjadi ajang pembuktian presiden menangani masalah rakyatnya.

"Yang bisa melakukan itu, mobilisir itu negara, pemerintah dan ada di tangah Presiden." "Inilah kalau perisitilah buah buahan, inilah mas masa ranumnya Presiden untuk metik hasil dia sebagai presiden, benar enggak?" ungkap dia. Lantas Haris menyinggung apakah Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara itu sudah bermanfaat bagi rakyat belum.

"Benar enggak kebijakan uang yang 3,4,5 persen dalam APBN untuk dipakai dana kesehatan itu ada hasilnya enggak sekarang," ungkapnya. Lalu, Haris menyinggung pertanggungjawaban Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto dalam masalah ini. "Tanya ke Menteri Pertahanan mana bentuk kontribusi untuk sistem pertahanan dalam situasi seperti ini?," kata dia.

Pria lulusan University of Essex, Inggris ini turut mempertanyakan Menteri Sosial hingga Perindustrian. "Tanya ke Kementerian kementerian lain, Menteri Sosial, Menteri Perindustrian apa yang bisa kita lakukan di saat saat seperti ini," tanya Haris. Berbeda dengan kementerian kementerian lain, Haris justru memuji Menteri BUMN, Erick Thohir yang dianggap tanggap dalam menangani Virus Corona.

"Saya respect pada Pak Erick Thohir, ambil inisiatif cepat, BUMN bikin bikin ini," pujinya. Menurutnya kementerian kementerian lain sempat menyepelekan masalah Virus Corona. "Tetapi yang dibina oleh Kementerian kementerian ada enggak? Siap enggak? Enggak ada, gagap gempitanya akhirnya berubah."

"Dari menggagap remeh virus semua sekarang muncul mengambil peran menangani warga," kata dia. Juru Bicara Penanganan Covid 19, Achmad Yurianto angkat bicara soal Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dianggap lambat dalam menangani Virus Corona. Hal itu diungkapkan Achmad Yurianto saat disinggung oleh Presenter acara E Talk Show tv One Wahyu Muryadi atau Om Way pada Jumat (1/5/2020).

Mulanya, Om Way bertanya pada Achmad Yurianto alias Yuri bagaimana tanggapannya soal beda pendapat dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) hingga Ikatan Dokter Indonesia (IDI). FKM UI khususnya sempat mengatakan Virus Corona masuk Indonesia sejak Januari 2020. Sedangkan, kasus pertama positif Virus Corona diumumkan pada 2 Maret 2020.

"Pak Yuri ini agak ramai soal katanya ada selisih apa pendapat antara Pemerintah, Kemenkes dalam hal ini dengan FKM UI dan ada dengan IDI." "FKM UI ini kan bilang apa namanya soal kapan masuknya ke Indonesia Covid itu sejak Januari, dan katanya sudah diingatkan pemerintah," tanya Om Way. Yuri lalu membenarkan bahwa asumsi Virus Corona bisa saja masuk sejak Januari.

Namun, ia menegaskan itu baru sekedar asumsi dan belum ada bukti kuat. "Betul, betul tapi kan yang menjadi masalah ini belum ada buktinya." "Dicurigai karena kan berbasis Januari itu dirrect flight dari Wuhan ke Manado sudah ada sehari empat kali, jadi kemungkinan ada yang sudah tertular," kata Yuri.

Kala itu, masuknya Virus Corona sejak Januari sulit dibuktikkan karena saat itu masih terkendala oleh alat tes. "Kalau kita berbasis pada asumsi asumsi susah kan, kalau diingatkan waktu itu ya kita waspadai kan waktu itu kita belum melakukan pemeriksaan VCR," katanya. Kemudian, Om Way bertanya lagi bahwa Kemenkes dianggap lambat menangani Virus Corona meski sudah diperingatkan

Ndak inti kata sebenarnya maksud FKM itu Kemenkes kok sudah diingeti masih letoy masih lelet gitu lo," tanya Om Way. "Enggak papa yang mengatakan letoy, lelet itu kan bahasanya media," jawab Yuri. Yuri mengaku tak masalah dengan anggapan tersebut.

Pasalnya, pemerintah kini fokus mengerjakan apa yang terjadi sekarang dan waktu selanjutnya. "Enggak masalah, toh kita sekarang enggak ada memperdebatkan apa yang terjadi di massa lalu." "Apa yang kita kerjakan sekarang, apa yang kita kerjakan besok, kalau enggak habis nanti," jawabnya.

Menurutnya perdebatan masa lalu hanya akan membuang waktu. "Sama dengan kita berdebat soal mengapa Kok Ken Arok membunuh Tunggul Ametung," ucap dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *